MENJALANKAN USAHA KECIL
Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Usaha Kecil
Nomor 5 Tahun 1995 adalah memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling
banyak Rp. 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset)
paling banyak Rp. 1 miliar rupiah;
c. Milik Warga Negara Indonesia
d. Berdiri sendiri
Kelemahan-kelemahan yang sering di jumpai dalam usaha kecil,
adalah Segi keorganisasian, Keuangan, administrasi, pembukuan, dan pemasaran
produk.
1. Adanya dokumen pendirian usaha
Maksud dan tujuan dengan adanya
dokumen pendirian usaha yang berupa surat-surat izin usaha adalah agar
pemerintah mudah mewujudkan pembinaannya, pengarahannya, dan melaksanakan
pengawasannya.
Pada prinsipnya usaha menjalankan usaha perdagangan dan
usaha industri yang tetap, para wirausaha sangat memerlukan adanya dokumen izin
usaha, yaitu:
a. Izin prinsip
b. Izin penggunaan tanah
c. Izin mendirikan bangunan
(IMB)
d. Izin gangguan
e. Izin-izin departemen
2. Mengelola bahan baku dan proses produksi
Tugas perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan bahan
baku, adalah:
a. Untuk menunjang kelancaran
dan keberhasilan proses produksi,
b. Menyediakan bahan baku dalam
jumlah yang cukup
c. Serta kontinue dengan mutu
(kualitas) yang memenuhi persyaratan
Tahapan-tahapan untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan
bahan baku, diantaranya:
a. Membuat daftar jenis bahan
baku dan barang-barang yang dibutuhkan untuk diproses
b. Membuat jadwal tentang kapan
perbekalan bahan baku itu dibutuhkan
c. Mencari perbekalan bahan
baku
d. Melaksanakan pembelian bahan
baku
e. Menyimpan bahan baku dalam
gudang
f. Pemeriksaan bahan baku
secara teratur, tertib dan biaya penyimpanan
Adapun tugas bagian produksi adalah:
a. Melaksanakan proses produksi
berkualitas
b. Mengadakan pembagian
pekerjaan untuk efisiensi kerja
c. Mengadakan penyelidikan cara
kerja yang efektif
d. Memelihara alat-alat
produksi dan penghematan bahan baku
e. Mengadakan pengawasan kerja
3. Mengelola keuangan usaha
Dalam mengelola keuangan usaha atau bisnis, yang perlu
dipertimbangkan oleh wirausaha adalah:
a. Pertimbangan mengelola
keuangan usaha
b. Sistem keuangan usaha
c. Menyusun anggaran keuangan
usaha
d. Pengeluaran uang tunai (kas)
e. Laporan keuangan usaha
f. Evaluasi laporan
keuangan usaha
4. Memasarkan produk
Unsur-unsur dalam memasarkan produk, diantaranya:
a. Meneliti pasar
b. Sistem pemasaran produk
c. Kebijaksanaan produksi
d. Pengemasan dan pengepakan
produk
e. Kebijaksanaan harga produk
f. Saluran distribusi
produk
g. Promosi penjualan produk
5. Mengelola administrasi usaha
Administrasi adalah sebagai aktivitas-aktivitas kelompok
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan usaha.
6. Mengelola sumber daya manusia (SDM)
Kebijakan wirausaha atau pengusaha di dalam menjalankan
usaha kecil pada intinya adalah prakarsa dan kemampuan meningkatkan dan
mengelola sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan usahanya.
Karyawan merupakan harta penting dalam bisnis manapun dan
sukses wirausaha akan tergantung pada beberapa karyawan
Manusia dan uang merupakan sumber daya langka yang biasanya
kurang tersedia
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum kita menjalankan usaha kecil, diantaranya:
A. MENGELOLA LOKASI DAN TEMPAT USAHA
1. Lokasi Usaha
Lokasi usaha sangat
menentukan keberhasilan usaha, oleh karena itu lokasi yang strategis menjadi
satu keunggulan yang menjadi kekuatan monopoli suatu perusahaan.
Ada beberpa hal yang
harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha yang strategis, yaitu sebagai
berikut:
a. Jumlah konsumen
b. Ketersediaan bahan baku
c. Ketersediaan tenaga kerja dan tingkat upah
d. Transportasi
e. Ketersediaaan fasilitaas penunjang produksi
f. Kedekatan dengan sarana infrastruktur publik
g. Dukungan dari pemerintah daerah.
2. Tempat Usaha
Pemilihan tempat usaha
yang menentukan kelangsungan dan perkembangan usaha. Dalam memilih tempat usaha
hal yang harus diperhatikan adalah yang akan dibuat bangunan usaha. Maka dari
itu berkenaan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dipertimbangan:
a. Kemungkinan perluasan pabrik ke depannya
b. Sesuai dengan peruntukannya (masuk dalam zona industri,
perdagangan, perkantoran atau permukiman)
c. Ketersediaan jalan dan fasilitas umum
d. Keamanan dan kenyamanan lingkungan
Dalam hal ini yang
terpenting bagaimana banguna tempat usaha dan fasilitasnya dapat memiliki daya
tarik dan image yang bagus untuk mendorong konsumen berkunjung menanfaatkan
produksi dan pelayanan usaha kita.
B. MENGELOLA FASILITAS DAN BAHAN
Pengelolaan
fasilitas dalam usaha kecil di sini berkenaan dengan hal pengendalian dan
pemeliharaan alat.
Pengelolaan
bahan berkenaan dengan management persediaan bahan baku dan barang jadi atau
perdagangan yang dilakukan perusahaan.
1. Pengelolaan Fasilitas
Pengelolaan sangat
penting dilakukan karena dapat menentukan proses produksi.Keuntungan
pemeliharaan alat antara lain:
a. Peralatan jadi awet dan berumur panjang
b. Proses produksi jadi lancer dan efektif
c. Kerusakan berat alat dan mesin akan dapat di tekan serendah
mungkin
d. Kualitas produk akan memenuho standar perusahaan
e. Mengurangi pemborosan.
Tugas pengelolaan alat
merupakan tanggung jawab bagian (maintenance department) yang dibagi menjadi 2
bagian, yaitu:
· Preventive maintenance : memelihara alat yang ersifat pencegahan
dan perbaikan
· Line maintence : pengecekan alat setiap hari sebelum digunakan .
Perusahaan
dapat menjaga kotinuitas proses produksinya demgan cara:
· Mengatur tata letak alat produksi seuai dengan tata urutan
· Mengatur tata ruang pabrik agar kegiatan usaha berjalan efektif
dan efesien
· Pemeliharaan bersifaat preventive
· Menyiapkan alat-alat pengamanan dan K3
· Menyiapkan tenaga oprasiolan yang berpengalaman dan terlatih.
2. Pengelolaan bahan
Perusahaan yang
bergerak di bidang industri barang harus mengelola persediaan bahan agar proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan optimal serta sejalan dengan kegiatan
pasar perusahaan. Kegiatan pengelolaan persediaan barang berkaitan dengan cash
flow perusahaan. Kesalahan dalam pengelolaan persediaan akan
berpengaruh terhadap kontinuitas cash flow perusahaan. Maka
dari itu peresuahaan harus mampu menentukan persediaaan sehingga persediaan
tidak akan kurang dan tidak pula berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan
pasar, karena keduanya memiliki beban akibat masing-masing.
Contoh: apabila perusahaan kekuarangan bahan
akan berakibat proses produksi tersendat dan perusahaan tidka dapat memenuhi
kebutuhan konsumen sehingga konsumen kecewa dan berpindah ke produk
lain/pesaing. Begitu pula apabila persediaan terlalu berlebih dan tidak seusai
dengan kebutuhan pasar akan menimbulkan hal ynag merugikan perusahaanyang
diantaranya:
· Biaya penyimpanan di gudang bertambah seiring banyaknya barang
yang masuk
· Resiko rusaknya barang meningkat seiring lamanya waktu
penyimpanan barang
· Resiko barang akan “out of date” karena lama di gudang
sehingga kadaluarsa/ketinggalan zaman.
Faktor yang
menentukan persediaan bahan baku
a. Volume/jumlah yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi sesuai
dengan sifat kegiatan produksi
b. Sifat dari bahan baku/pembantu tersebut.
Tujuan
pengelolaan persediaan
a. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan
cepat dan tepat
b. Untuk menjaga kontinuitas produksi, mengantsipasi kelangkaan
barang dan keterlambatan supplier mengirimkan barang yang
dipesan
c. Untuk memepertahankan dan meningkatkan penjualan dan laba
perusahaan.
Penggolongan
bahan
a. Bahan baku langsung (direct material)
Adalah bahan baku utama yang membentuk dan
merupakan bagian dari brang jadi yang biayanya mudah ditelusuri dari biaya
barang jadi tersebut. Contohnya kain dalan industri garment. Biaya bahan baku
ini bersifat variable, tergantung dari besar kecilnya produksi.
b. Bahan baku tidak langsung (indirect material)
Adalah bahan baku yang sifatnya membantu
pembuatan barang jadi. Contohnya benang dalam industri garment.
I. EVALUASI
HASIL USAHA
Evaluasi hasil usaha atau bisnis merupakan tahap yang sangat
penting di dalam manajemen uasaha atau bisnis untuk memberikan feedback atas
pelaksanaannya berada pada jalur yang benar. Evaluasi usaha yang baik adalah
evaluasi yang memberikan dampak positif pada perkembangan suatu program-program
kinerja uasahanya.
Evaluasi hasil usaha yang baik adalah evaluasi yang
memberikan dampak positif pada perkembangan suatu program-program kinerja
usahanya. Oleh karena itu, sistem dan proses evaluasi harus mampu menjelaskan
atau mengungkapkan dan memberi gambaran tentang keberhasilan usaha atau bisnis
yang sesuai dengan tujuannya.
II. ANALISIS
RASIO KEUANGAN
Analisis rasio merupakan teknik atau alat pengukur prestasi
perusahaan dalam hal menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan
operasi, serta derajat keuntungan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan
dengan menggunakan alat analisis.
III. RASIO
LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS, AKTIVITAS
a. Rasio
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Semua perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang
kuat apabila mampu:
a) Memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya tepat waktu.
b) Memelihara modal kerja yang cukup untuk
operasi yang normal.
c) Membayar bunga dan deviden yang
segera dibayar.
d) Memelihara tingkat kredit yang
menguntungkan.
Berikut adalah rasio pengukuran likuiditas
1. Current ratio
Current ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan memenuhi utang lancarnya dengan aktiva lancarnya.
2. Quick ratio
Rasio ini membandingkan antara harta lancar selain
persediaan barang dengan utang lancar.
3. Cash ratio
Cash ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi
utang lancarnya dengan menggunakan aktiva yang paling lancar yaitu kas dan
efek.
4. Working capital
to total assets ratio
Rumus rasio modal kerja dengan total aktiva (working capital
to total assets) ratio digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva
dan posisi modal kerja neto.
b. Rasio
Solvabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya disebut rasio solvabilitas.
Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang
dalam jangka panjang.
Tujuan rasio solvabilitas atau rasio mengukur efektivitas
operasi, sangat berguna untuk kepentingan kreditur jangka panjang atau para
pemegang saham. Rasio ini mengukur dan menganalisis posisi keuangan jangka
panjang dan hasil operasinya. Sehingga dapat diketahui hal berikut.
a. Apakah
perusahaan sudah menggunakan secara baik atau menguntungkan modal yang
merupakan pinjaman.
b. Apakah modal yang
diperoleh sudah diinvestasikan dalam keseimbangan yang baik.
c. Apakah jumlah
investasi dalam harta yang dioperasikan sesuai dengan penghasilan atau volume
penjualan di waktu mendatang.
Dalam literature Anglosaxon, solvabilitas sering disebut
sebagai actual solvency, sedangkan perhitungan solvabilitas, aktiva tidak
berwujudtidak ikut diperhitungkan.
a. Debt ratio
Debt ratio adalah kemampuan menutupi seluruh utangnya dengan
aset yang dimiliki.
b. Debt to equity ratio
Debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan menutupi
seluruh utangnya dengan modal yang dimiliki.
c. Long term debt
to equity ratio
Long term debt to equity ratio adalah kemampuan perusahaan
untuk menutupi utang jangka panjang dengan modal sendiri.
c. Rentabilitas
atau Profibilitas
Ratio rentabilitas atau profibilitas perusahaan adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari sejumlah dana yang
diinvestasikan, untuk periode atau jangka waktu tertentu. Tujuan rasio
rentabilitas adalah untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal mendapatkan keuntungan
atau rentabilitas usaha atas modal yang kita gunakan.
Rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan memperbandingkan
laba dengan modal (aktiva yang digunakan).
Dalam praktik, untuk menilai rentabilitas dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut:
a. Membandingkan
antara laba operasi atau usaha dengan aktiva operasi.
b. Membandingkan laba
bersih setelah panjang pajak penghasilan dengan aktiva operasi.
c. Membandingkan
laba bersih setelah pajak penghasilan dengan keseluruhan aktiva tetap berwujud.
d. Membandingkan laba
bersih setelah pajak penghasilan dengan modal sendiri.
Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat dua cara yang
paling sering dan populer digunakan, yaitu:
a. Rentabilitas
ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah penjualan barang dagangan antara
laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Dalam pengukuran rentabilitas ekonomi, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Modal yang
diperhitungkan hanyalah modal operasi yang benar-benar digunakan dalam
perusahaan (operating capital atau operating assets).
2) Laba yang
diperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan berupa laba
usaha neto (net operatig income).
b. Rentabilitas modal
sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas
usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri dan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Dalam
mengukur modal sendiri, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Modal sendiri yang
diperhitungkan dalah yang benar-benar digunakan dalam operasi perusahaan.
2) Laba yang
diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan bunga modal asing
(pinjaman) dan pajak penghasilan.
d. Rasio
Aktivitas
Ratio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menggunakan asetnya dengan efisien. Alat analisisnya antara
lain sebagai berikut:
a. Inventory turn
over
Inventory turn over (perputaran persediaan) adalah kemampuan
perusahaan dalam menggunakan persediaannya secara efisien.
b. Asset turn over
Asset turn over adalah kemampuan perusahaan dalam
menggunakan asetnya secara efisien. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
perputaran harta perusahaan dalam satu periode usaha atau periode berproduksi.
c. Receivables turn
over
Receivables turn over adalah kemampuan perusahaan dalam
memperhitungkan piutangnya secara efisien.
IV. LAPORAN
PERUSAHAAN
V. PELAKSANAAN
KEGIATAN USAHA + ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
a. Pelaksanaan
Kegiatan Usaha
Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun
secara sistematis dan secermat mungkin serta logis. Laporan kegiatan usaha
adalah penyampaian informasi, sehingga akan tercipta komunikasi antara yang
melaporkan dan pihak yang diberi laporan.
Pada dasarnya yang perlu dianalisis dalam pelaksanaan
kegiatan usaha, adalah sebagai berikut:
a) Bidang kegiatan usaha
b) Rugi/laba
c) Bidang keuangan
d) Bidang permodalan
e) Bidang administrasi
dan pembukuan
f) Bidang
ketenagakerjaan
g) Bidang pemasaran
h) Bidang organisasi
b. Analisis Laporan
Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran
neraca dan daftar perubahan posisi keuangan perusahaan. Untuk lebih dapat
menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat perkembangan perusahaan dari
waktu ke waktu, suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan paling
lama 2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.
a) Dasar analisis laporan
keuangan
1) Keadaan keuangan
jangka pendek
2) Keadaan keuangan
jangka panjang
3) Hasil usaha perusahaan
b) Kegunaan hasil
analisis keuangan
1) Para pemilik
perusahaan
- Besar
kecilnya imbalan untuk pemilik perusahaan
- Berhasil
tidaknya usaha
- Dapat
tidaknya pemimpin perusahaan mempertahankan keberlangsungan perusahaannya
2) Manajer perusahaan
- Menyususn
rencana usaha yang akan datang
- Untuk
mengukur sistem pengendalian intern
- Untuk
menentukan kebijakan manajer
3) Investor, bankers dan
kreditur
- Memberi
tidaknya pinjaman
- Menghentikan
investasinya atau tidak
- Mengubah
pinjamannya menjadi modal perusahaan
4) Pemerintah
- Menetapkan
besarnya pajak
- Menetapkan
kebijakan tentang masalah tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional
5) Karyawan
- Pindah
kerja ke perusahaan lain
- Perasaan
aman dalam bekerja
- Adanya
promosi jabatan
- Meningkatkan
produktivitas dalam bekerja
VI. RENCANA
PENGEMBANGAN USAHA
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
pernyataan dan informasi dari seseorang atau adan usaha kepada orang atau badan
usaha lainnya.komunikasi antarbadan usaha perlu ditingkatkan, terutama dengan
rekanan, langganan, bahkan dengan saingan.
Peningkatan komunikasi antarbadan usaha dapat dilakukan
secara formal maupun secara nonformal. Meningkatkan komunikasi antarbadan usaha
secara formal antara lain melalui;
a. Seminar-seninar
dalam bisnis.
b. Penataran-penataran
yang berhubungan dengan bisnis..
c. Pelatihan-pelatihan
dalam bisnis
Meningkatkan komunikasi antarbadan usaha secara nonformal
dilakukan dengan cara berikut;
a. Obrolan bisnis
pada waktu diadakan resepsi pernikahan, perpisahan, penggantian pemimpin
perusahaan dsb.
b. Adanya kekeluargaan
yang diteruskan dengan pembicaraan bisnis.
c. Negoisasi dalam
bisnis.
Beberapa taktik cara bernegoisasi yang perlu dipelajari dan
dikembangkan oleh para pengelola usaha adalah sebagai berikut;
a. Memberi pilihan
b. Lelang
c. Menipu (faking)
d. Kalah untuk menang
e. Pura-pura tidak cocok
f. “Ya atau
Tidak”
g. Pura-pura batal
h. Kami yang terhebat
i. Batas
waktu
j. Menambah
ekstra
k. Lambungkan bola
rendah
l. Membuka
kartu lawan bisnis
m. Lebih serius
n. Pot besar
o. Persediaan terbatas
p. Uang tipuan
q. Lihat saja catatan
r. Bersabar
s. Menggigit
sedikit demi sedikit
VII. Faktor
Pendukung Kegiatan Usaha
1. Faktor manusia
2. Faktor keuangan
3. Faktor
permodalan;
Menurut sumbernya:
a) Modal sendiri
b) Modal asing (modal
luar);
Menurut lama penggunaannya:
a) Modal pasif jangka
pendek
b) Modal pasif jangka
panjang
4. Faktor
organisasi
5. Faktor
perencanaan
6. Faktor mengatur
bisnis
7. Faktor pajak dan
asuransi
8. Faktor fasilitas
pemerintah
9. Catatan bisnis,
yang meliputi antara lain:
a) Neraca
b) Laporan rugi/laba
c) Perubahan modal
perusahaan
d) Administrasi
perusahaan
e) Banyaknya karyawan
perusahaan
f) Pemasaran dan
penjualan
g) Para pesaing
h) Mitra bisnis
i) Para
pelanggan dan konsumen potensial
j) Pasar yang
dituju
k) Banyaknya produk dan
persediaan
VIII. Faktor
Penghambat Kegiatan Usaha
1) Kurangnya pengalaman
di dalam usaha
2) Tidak tepat atau cocok
memilih jenis usaha
3) Tidak adanya
perencanaan usaha yang tepat
4) Keuangan atau
permodalan usaha kurang sekali
5) Tidak adanya
ketertarikan pada bidang usaha yang sedang digeluti
6) Tidak ada dukungan dari
pemerintah daerah
7) Tidak mempunyai
keahlian di dalam usaha
8) Tidak mempunyai
semangat kewirausahaan
9) Tidak percaya pada
kemampuan diri sendiri
Sekian artikel mengenai Menjalankan usaha kecil dan evaluasi hasil usaha. Jika temen - temen punya saran atau pendapat mengenai tulisan ini maupun blog ini silahkan memberikan komentar dibawah.
Terimakasih dan semoga bermanfaat, Salam sobat Indonesia!
Sekian artikel mengenai Menjalankan usaha kecil dan evaluasi hasil usaha. Jika temen - temen punya saran atau pendapat mengenai tulisan ini maupun blog ini silahkan memberikan komentar dibawah.
Terimakasih dan semoga bermanfaat, Salam sobat Indonesia!
No comments:
Post a Comment